Perintah untuk menyelenggarakan 
peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan
 contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan 
peringatan kelahirannya. Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen 
Katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara 
adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-l 
sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang 
paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi 
menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan 
adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati 
hari Sunday (sun = matahari; day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.
Maka supaya 
agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi 
diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya / penyembahan berhala), 
dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan:
- Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
- Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen.
- Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama 
Katolik pada abad ke- 4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut 
memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses 
sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme 
politheisme nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?
Mari kita telusuri melalui Bibel maupun 
sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno 
didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud). H.W. Armstrong dalam bukunya The
 Plain Truth About Christmas, Worldwide Church of God, Calofornia USA, 
1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh 
adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod 
dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”.
Namun usia Namrud tidak sepanjang 
ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati Semiramis menyebarkan 
ajaran, bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah 
mati. Maka dibuatlah olehnya perumpaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mat’s.
Maka untuk 
memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon 
Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di 
ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal
 25 Desember. Inilah asal-asul pohon Natal.
Lebih lanjut Semiramis dianggap 
sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja 
sebagai “anak suci dari surga”.
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”, berupa dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan obyek penyembahan “Ibu dan Anak” (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia bernama “Cybele dan Deoius”, di Roma disebut “Fortuna dan Yupiter”. Bahkan di Yunani, “Kwan Im” di Cina, Jepang, dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa “Madonna” dan Iain-Iain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada 
tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), 
mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus 
Dosa):
- Dewa Mithras (Mitra) 
di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12
 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun 
mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan 
ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum 
sekaligus penganut kepercayaan ini.
- Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
- Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
- Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kana’an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
- Dewa Ra, sembahan 
orang-orang Mesir kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan 
diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele
 dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa 
yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia) dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus, Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi, Konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan 
seorang perawan pada tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian 
dibangkitkan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah 
anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat 
mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karena mereka telah 
memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa 
menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa 
dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata 
Paulus kepada jemaat di Roma:
Tetapi jika kebesaran Allah oleh 
dustaku semakin melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi 
lagi sebagai orang berdosa? (Roma 3:7).
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka : 
Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak 
orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan 
mereka akan menyesatkan banyak orang”. (Matius 24:4-5)
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal
1. Catolic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Christmas: “Natal bukanlah upacara gereja yang pertama … melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”
Dalam buku yang sama, tentang “Natal Day” dinyatakan sebagai berikut:
“Di dalam kitab 
sue/ tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan 
perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus.
Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan: “Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan: “Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen.
 Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang 
terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang 
tersebut…” (Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru 
hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus) .. Perayaan Natal yang 
dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 
M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen 
untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta 
bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”
 
Title : Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember
Description :   Perintah untuk menyelenggarakan  peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan  contoh ataupun memerintahkan pa...